WELCOME TO MY BLOG.....

Fithri Rahmatiah (Phiting)

Senin, 23 November 2009

Kepemimpinan

Menurut stoner kepemimpinan adalah sebagai proses mengarahkan dan mempengaruhi kegiatan yang berhubungan dengan tugas. Ada tiga implikasi penting, pertama, kepemimpinan melibatkan orang lain ( bawahan atau pengikut ), kwalitas seorang pemimpin ditentukan oleh bawahan dalam menerima pengarahan dari pemimpin. Kedua, kepemimpinan merupakan pembagian yang tidak seimbang diantara para pemimpin dan anggota kelompok. Pemimpin mempunyai wewenang untuk mengarahkan beberapa dari kegiatan anggota kelompok dan sebaliknya anggota kelompok atau bawahan secara tidak langsung mengarahkan kegiatan pimpinan. Ketiga kepemimpinan disamping dapat mempengaruhi bawahan juga mempunyai pengaruh. Dengan kata lain seorang pimpinan tidak dapat mengatakan kepada bawahan apa yang harus dikerjakan tapi juga mempengaruhi bagaimana bawahan melaksanakan perintah pemimpin.

Pendekatan Studi Kepemimpinan
Untuk mempelajari kepemimpinan menggunakan tiga pendekatan. Pendekatan pertama bahwa kepemimpinan itu tumbuh dari bakat, kedua kepemimpinan tumbuh dari perilaku. Kedua pendekatan diatas berasumsi bahwa seseorang yang memiliki bakat yang cocok atau memperlihatkan perilaku yang sesuai akan muncul sebagai pemimpin dalam situasi kelompok ( organisasi ) apapun yang ia masuki. Pendekatan yang ketiga bersandar pada pandangan situasi ( situasionar perspective ) pandangan ini berasumsi bahwa kondisi yang menentukan efektifitas pemimpin. Efektifitas pemimpin bervareasi menurut situasi tugas yang harus diselesaikan, keterampilan dan pengharapan bawahan lingkungan organisasi dan pengalaman masa lalu pemimpin dan bawahan. Dalam situasi yang berbeda prestasi seorang pemimpin berbeda pula, mungkin lebih baik atau lebih buruk. Pendekatan ini memunculkan pendekatan kontingensi yang menentukan efektifitas situasi gaya pemimpin.

Pendekatan Sifat-Sifat Kepemimpinan
Kelompok pertama yang bermaksud menjelaskan tentang aspek kepemimpinan yaitu para teoritis kesifatan. Bahwa pemimpin mempunyai sifat dan cirri tertentu.
Untuk mengenali karakteristik atau ciri pribadi dari para pemimpin, para psikolog mengadakan penelitian. Mereka berpandangan bahwa pemimpin ini dilahirkan bukan dibuat. Secara alamiah bahwa orang yang mempunyai sifat kepemimpinan adalah orang yang lebih agresif. Lebih tegas, dan lebih pandai berbicara dengan orang lain serta lebih mampu dan cepat mengambil keputusan yang akurat. Pandangan ini mempunyai implikasi bahwa jika ciri kepemimpinan dapat dikenali. Maka organisasi akan jauh lebih canggih dalam memilih pemimpin. Hanya orang-orang yang memiliki ciri-ciri kepemimpinan sajalah yang akan menjadi manajer, pejabat dan kedudukan lainnya yang tinggi.
Ukuran dalam pencarian ciri kepemimpinan menggunakan dua pendekatan 1) membandingkan bawahan dengan pemimpin 2) membandingkan ciri pemimpin yang efektif dengan yang tidak efektif.


Perilaku Pemimpin
1. Fungsi-fungsi Kepemimpinan
Perilaku pemimpin mempunyai dua aspek yaitu fungsi kepemimpinan (style leadership). Aspek yang pertama yaitu fungsi-fungsi kepemimpinan menekankan pada fungsi-fungsi yang dilakukan pemimpin dalam kelompoknya. Agar berjalan efektif, seseorang harus melakukan dua fungsi utama yaitu : 1) fungsi yang berkaitan dengan pemecahan masalah dan 2) fungsi-fungsi pemeliharaan (pemecahan masalah sosial). Pada fungsi yang pertama meliputi pemberian saran pemesahan dan menawarkan informasi dan pendapat. Sedangkan pada fungsi pemeliharaan kelompok meliputi menyetujui atau memuji orang lain dalam kelompok atau membantu kelompok beroperasi lebih lancar.
2. Gaya-gaya Kepemimpinan
Pada pendekatan yang kedua memusatkan perhatian pada gaya kepemimpinan. Gaya kepemimpinan meliputi 1) Gaya dengan orientasi tugas dan 1) Gaya berorientasi dengan karyawan. Pada gaya yang pertama pemimpin mengarahkan dan mengawasi melalui tugas-tugas yang diberikan kepada bawahannya secara tertutup, pada gaya ini lebih memperhatikan pelaksanaan pekerjaan daripada pengembangan dan pertumbuhan karyawan. Sedangkan gaya yang berorientasi pada karyawan lebih memperhatikan motivasi daripada mengawasi, disini karyawan diajak untuk berpartisipasi dalam pembuatan keputusan melalui tugas-tugas yang diberikan.Teori X Dan Teori Y Dari McGregor
Douglas McGrogor mengemukakan strategi kepemimpinan efektif dengan menggunakan konsep manajemen partisipasi. Konsep ini terkenal karena menggunakan asumsi-asumsi sifat dasar manusia. Pemimpin yang menyukai teori X cenderung menyukai bergaya kepemimpinan otoriter dan sebaiknya seorang pemimpin yang menyukai teori Y lebih cenderung menyukai gaya kepemimpinan demokratik.

Kisi-Kisi Manajerial Dari Blake Dan Mouton
Dua gaya manajemen ini mendasari dua pendekatan pada manajemen yang efektif. Pada gambar dibawah menunjukkan jaringan ( kisi-kisi ) dimana pada sumbu horizontal adalah perhatian terhadap produksi-produski sedang pada sumbu vertical adalah perhatian terhadap orang ( Karyawan ).

Penelitian Di Universitas Ohio State Dan Michigan
Di universitas Ohio State, para peneliti mencoba mempelajari efektifitas dari perilaku kepemimpinan untuk menentukan mana yang paling efektif dari kedua

Pendekatan Situasional “ Contingency”
Pendekatan ini menggambarkan tentang gaya kepemimpian yang tergantung pada faktor situasi, karyawan, tugas, organisasi dan variabel lingkungan lainnya.
Mary Parker Follectt mengatakan bahwa ada tiga faktor utama yang mempengaruhi kepemimpinan yaitu 1) pemimpin, 2) bawahan 3) Situasi juga pemimpin harus berorientasi pada kelompok.


http://all-about-trick.blogspot.com/2009/06/makalah-manajemen-tentang-kepemimpinan.html
Perusahaan sebagai pelaku bisnis mempunyai tanggung jawab. Dalam hal ini tanggung jawab ekonomis merupakan tanggung jawab yang paling penting. Tanggung jawab ekonomis yaitu menjaga perusahaan agar tetap stabil demi menjaga kelangsungan usahanya dan memperoleh profit sebesar mungkin demi kemakmuran perusahaan
tersebut dan lingkungannya. Namun selain tanggung jawab ekonomis tersebut perusahaan
juga mempunyai tanggung jawab sosial perusahaan dimana tanggung jawab sosial perusahaan ialah tanggung jawab terhadap masyarakat di luar tanggung jawab ekonomis berupa kegiatan-kegiatan yang dilakukan perusahaan demi suatu tujuan sosial. Tanggung jawab sosial perusahaan sudah banyak dilakukan oleh berbagai
perusahaan dimana tanggung jawab sosial perusahaan merupakan aspek khusus yang
harus dijalankan untuk menarik konsumen, membentuk citra dan sebagai pembentuk
kualitas pada produk perusahaan. Dengan semakin ketatnya persaingan ini pembentukan citra yang baik pada perusahaan bisa menjadi nilai lebih bagi produk perusahaan dimata konsumen.
Kaitanya dengan bisnis internasional, perusahaan asing yang ingin menginvestasikan produknya di negara tujuan haruslah memberi dampak positif bagi lingkungan sosial negara tersebut. Perusahaan tidak akan bisa melakukan aktifitas produksinya di negara tujuan apabila proses produksi dan proses bisnis yang dijalankan merugikan kehidupan sosial dan lingkungan hidup. Maka dari itu diperlukan aktifitas tanggung jawab sosial perusahaan untuk mengatasi masalah tersebut.
Perusahaan
multinasional pada umumnya menjadikan tanggung jawab sosial perusahaan sebagai kewajiban dan bagian dari komitmen manajemen. Memperoleh syarat ISO sebagai bagian dari aktifitas manajemen merupakan wujud dari penerapan tanggung jawabsosial perusahaan oleh perusahaan multinasional. Pennzoil salah satu produk oli terbesar di dunia sangat peduli terhadap tanggung
jawab sosial perusahaan khususnya tanggung jawab sosial perusahaan terhadap lingkungan hidup. Perolehan ISO 14001 merupakan salah satu wujud kepedulian Pennzoil terhadap perlindungan terhadap lingkungan hidup. Pemegang lisensi Pennzoil di seluruh dunia wajib menerapkan ISO 14001 pada proses produksinya. PT.Wiraswasta
Gemilang Indonesia ialah pemegang lisensi Pennzoil Indonesia yang juga menerapkan
syarat ISO 14001 pada proses produksinya yaitu proses zero discharge pada proses pembuangan limbahnya. Maka dari itu penulis meneliti lebih lanjut bagaimana penerapan tanggung jawab sosial perusahaan terhadap lingkungan hidup oleh Pennzoil di Indonesia melalui PT.Wiraswasta Gemilang Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pelaksanaan CSR PT.WGI tersebut sudah efektif dijakankan. Untuk mengetahui kegiatan–kegiatan yang dilakukan PT.WGI untuk menanggulangi kerusakan lingkungan
akibat proses produksi dan mengetahui nilai-nilai terhadap kegiatan bisnis dari kegiatan
tersebut. Penelitian ini dilakukan dengan riset kepustakaan dan wawancara. Data primer
didapatkan melalui wawancara langsung dengan General Manager Communication PT.WGI , sedangkan data sekunder yang merupakan data tertulis seperti data-data program sosial dan data-data yang berkaitan dengan pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan terhadap lingkungan hidup yang kemudian diolah dan disajikan dalam bentuk
analisis-analisis kualitatif. Dari hasil penelitian didapat bahwa PT.WGI menerapkan tanggung jawab sosial perusahaan terhadap lingkungan hidup dalam bentuk program uji emisi gratis dan
melaksanakan proses daur ulang limbah industri dengan melakukan water management
plan. Pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan terhadap lingkungan hidup ini
hanya semata-mata untuk membentuk community development.

Narasumber : perpustakaan UNIKA Atma Jaya
http://lib.atmajaya.ac.id/default.aspx?tabID=61&src=k&id=150366

Etika Manager

Manajer

Manajer adalah seseorang yang bekerja melalui orang lain dengan mengoordinasikan kegiatan-kegiatan mereka guna mencapai sasaran organisasi.

Tingkatan manajer
Piramida jumlah karyawan pada organisasi dengan struktur tradisional, berdasarkan tingkatannya.

Pada organisasi berstruktur tradisional, manajer sering dikelompokan menjadi manajer puncak, manajer tingkat menengah, dan manajer lini pertama (biasanya digambarkan dengan bentuk piramida, di mana jumlah karyawan lebih besar di bagian bawah daripada di puncak). Berikut ini adalah tingkatan manajer mulai dari bawah ke atas:

* Manejemen lini pertama (first-line management), dikenal pula dengan istilah manajemen operasional, merupakan manajemen tingkatan paling rendah yang bertugas memimpin dan mengawasi karyawan non-manajerial yang terlibat dalam proses produksi. Mereka sering disebut penyelia (supervisor), manajer shift, manajer area, manajer kantor, manajer departemen, atau mandor (foreman).
* Manajemen tingkat menengah (middle management), mencakup semua manajemen yang berada di antara manajer lini pertama dan manajemen puncak dan bertugas sebagai penghubung antara keduanya. Jabatan yang termasuk manajer menengah di antaranya kepala bagian, pemimpin proyek, manajer pabrik, atau manajer divisi.
* Manajemen puncak (top management), dikenal pula dengan istilah executive officer. Bertugas merencanakan kegiatan dan strategi perusahaan secara umum dan mengarahkan jalannya perusahaan. Contoh top manajemen adalah CEO (Chief Executive Officer), CIO (Chief Information Officer), dan CFO (Chief Financial Officer).

Meskipun demikian, tidak semua organisasi dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan menggunakan bentuk piramida tradisional ini. Misalnya pada organisasi yang lebih fleksibel dan sederhana, dengan pekerjaan yang dilakukan oleh tim karyawan yang selalu berubah, berpindah dari satu proyek ke proyek lainnya sesuai dengan dengan permintaan pekerjaan.

Peran manajer

Henry Mintzberg, seorang ahli riset ilmu manajemen, mengemukakan bahwa ada sepuluh peran yang dimainkan oleh manajer di tempat kerjanya. Ia kemudian mengelompokan kesepuluh peran itu ke dalam tiga kelompok, yaitu:

1. Peran antarpribadi
Merupakan peran yang melibatkan orang dan kewajiban lain, yang bersifat seremonial dan simbolis. Peran ini meliputi peran sebagai figur untuk anak buah, pemimpin, dan penghubung.
2. Peran informasional
Meliputi peran manajer sebagai pemantau dan penyebar informasi, serta peran sebagai juru bicara.
3. Peran pengambilan keputusan
Yang termasuk dalam kelompok ini adalah peran sebagai seorang wirausahawan, pemecah masalah, pembagi sumber daya, dan perunding.

Mintzberg kemudian menyimpulkan bahwa secara garis besar, aktivitas yang dilakukan oleh manajer adalah berinteraksi dengan orang lain.

Keterampilan manajer

Robert L. Katz pada tahun 1970-an mengemukakan bahwa setiap manajer membutuhkan minimal tiga keterampilan dasar. Ketiga keterampilan tersebut adalah:

1. Keterampilan konseptual (conceptional skill)
Manajer tingkat atas (top manager) harus memiliki keterampilan untuk membuat konsep, ide, dan gagasan demi kemajuan organisasi. Gagasan atau ide serta konsep tersebut kemudian haruslah dijabarkan menjadi suatu rencana kegiatan untuk mewujudkan gagasan atau konsepnya itu. Proses penjabaran ide menjadi suatu rencana kerja yang kongkret itu biasanya disebut sebagai proses perencanaan atau planning. Oleh karena itu, keterampilan konsepsional juga meruipakan keterampilan untuk membuat rencana kerja.
2. Keterampilan berhubungan dengan orang lain (humanity skill)
Selain kemampuan konsepsional, manajer juga perlu dilengkapi dengan keterampilan berkomunikasi atau keterampilan berhubungan dengan orang lain, yang disebut juga keterampilan kemanusiaan. Komunikasi yang persuasif harus selalu diciptakan oleh manajer terhadap bawahan yang dipimpinnya. Dengan komunikasi yang persuasif, bersahabat, dan kebapakan akan membuat karyawan merasa dihargai dan kemudian mereka akan bersikap terbuka kepada atasan. Keterampilan berkomunikasi diperlukan, baik pada tingkatan manajemen atas, menengah, maupun bawah.
3. Keterampilan teknis (technical skill)
Keterampilan ini pada umumnya merupakan bekal bagi manajer pada tingkat yang lebih rendah. Keterampilan teknis ini merupakan kemampuan untuk menjalankan suatu pekerjaan tertentu, misalnya menggunakan program komputer, memperbaiki mesin, membuat kursi, akuntansi dan lain-lain.

Selain tiga keterampilan dasar di atas, Ricky W. Griffin menambahkan dua keterampilan dasar yang perlu dimiliki manajer, yaitu:[5]

1. Keterampilan manajemen waktu
Merupakan keterampilan yang merujuk pada kemampuan seorang manajer untuk menggunakan waktu yang dimilikinya secara bijaksana. Griffin mengajukan contoh kasus Lew Frankfort dari Coach. Pada tahun 2004, sebagai manajer, Frankfort digaji $2.000.000 per tahun. Jika diasumsikan bahwa ia bekerja selama 50 jam per minggu dengan waktu cuti 2 minggu, maka gaji Frankfort setiap jamnya adalah $800 per jam—sekitar $13 per menit. Dari sana dapat kita lihat bahwa setiap menit yang terbuang akan sangat merugikan perusahaan. Kebanyakan manajer, tentu saja, memiliki gaji yang jauh lebih kecil dari Frankfort. Namun demikian, waktu yang mereka miliki tetap merupakan aset berharga, dan menyianyiakannya berarti membuang-buang uang dan mengurangi produktivitas perusahaan.
2. Keterampilan membuat keputusan
Merupakan kemampuan untuk mendefinisikan masalah dan menentukan cara terbaik dalam memecahkannya. Kemampuan membuat keputusan adalah yang paling utama bagi seorang manajer, terutama bagi kelompok manajer atas (top manager). Griffin mengajukan tiga langkah dalam pembuatan keputusan. Pertama, seorang manajer harus mendefinisikan masalah dan mencari berbagai alternatif yang dapat diambil untuk menyelesaikannya. Kedua, manajer harus mengevaluasi setiap alternatif yang ada dan memilih sebuah alternatif yang dianggap paling baik. Dan terakhir, manajer harus mengimplementasikan alternatif yang telah ia pilih serta mengawasi dan mengevaluasinya agar tetap berada di jalur yang benar
Etika manajerial
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Etika manajerial

Etika manajerial adalah standar prilaku yang memandu manajer dalam pekerjaan mereka. Ada tiga kategori klasifikasi menurut Ricky W. Griffin:[6]

* Perilaku terhadap karyawan
* Perilaku terhadap organisasi
* Perilaku terhadap agen ekonomi lainnya



Narasumber : Wikipedia Indonesia
http://id.wikipedia.org/wiki/Manajemen

Pengorganisasian

A. Pengertian

Menurut James D. Mooney, organisasi adalah bentuk perserikatan manusia untuk mencapai suatu tujuan bersama. sedangkan menurut Chester I.Barnard , organisasi adlah sebagai suatu system yang dilakukan oleh dua orang atau lebih.dari dua pendapat tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa organisasi adalah suatu wadah tempat kumpulan orang yang bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu.
secara tegas organisasi di tandai oleh :
1. Adanya kelompok atau kumpulan orang yang saling terikat
2. Adanya hubungan yang harmonis dalam kerja sama.
3. Hubungan kerja sama atas dasar penetapan hak,kewajiban dan tanggung jawab tertentu.

Dalam bentuk sistem mekanisme pengorganisasian ada beberapa tahap yang perlu untuk diperhatikan yaitu:
a. merinci pekerjaan yang harus dilaksanakan
b. membagi beban kerja
c. mensinkronisasi pekerjaan
d. menentukan mekanisme pekerjaan
dari beberapa penjelasan pada pengertian tersebut diatas dapat dia ambil kesimpulan bahwa pengorganisasian disusun dengan tujuan agar pekerjaan yang dikehendaki dapat tercapai dan dibagi bagi diantara anggota organisasi dengan rentang tugas, wewenang dan tanggung jawab yang jelas sehingga pekerjaan dapat dilaksanakan secara efektif dan efesien.

B. Unsur-unsur organisasi
Ada sekitar 4 unsur yang dimiliki oleh suatu organisasi. Unsur tersebut adalah sebagai berikut :
1. Sebagai wadah atau tempat bekerja sama dapat diartikan sebagai tempat atau kerangka mekanisme pendelegasian kekuasaan dan tanggung jawab.
2. Sebagai proses kerja sama antara dua orang atau lebih.
pembagian tugas agar pekerjaan dapat berjalan dengan lancar.
3. Adanya tugas atau kedudukan yang jelas.
Adanya pengaturan dan pembagian wewenang, tugas dan tanggung jawab.
4. Mempunyai tujuan tertentu
Tujuan yang telah ditetapkan menjadi suatu acuan dalam tugas untuk mencapainya.

C. Asas atau Prinsip Organisasi
1. Perumusan dan penentuan tujuan
Organisasi dibuat berdasar atas tujuan yang hendak dicapai
2. Pembagian Kerja
Susunan organisasi dijabarkan dengan aspek pembagian kerja.
3. Pendelegasian wewenang
Susunan dan struktur organisasi diatur sesuai alur pendelegasian wewenang sehingga ketegasan pertanggung jawaban jelas.
4. Koordinasi
Susunan organisasi diutamakan pada yang paling mungkin dan yang paling mudah pengorganisasiannya.
5. Efisiensi Pengawasan
Ditujukan untuk mempermudah pelaksanaan pengawasan yang efisien.
6. Pengawasan Umum
Agar pengawasan secara menyeluruh dapat mudah dilaksanakan.

D. Tujuan dan manfaat Organisasi
Pengorganisasian dilakukan dengan tujuan agar suatu proses pekerjaan yang dikehendaki
dapat mencapai tujuan yang telah diatur, disusun, ditetapkan.
sementara itu, manfaat yang dapat diperoleh dari pengorganisasian ini adalah agar pelaksanaan tugas dilakukan lebih baik dan teratur, koordinasi pelaksanaan pekerjaan dapat lebih baik, pengawasan pelaksanaan pekerjaan dapat efektif dan efisien dan tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai.

Selasa, 10 November 2009

Kasus Antasari Azhar,,,

wah ini perbincangan yg lagi panas'a nich,,,,dulu waktu ada pertama ada kpk,,q salut banget ma kpk apa lagi sama pa natasari azhar,,dia tuh sosok pemimpin yang oke banget deh..
Bisa meberantas para koruptor yang merajalela di indonesia...dari pejabat" yang punya "nama" sampai pejabt " kecil...hebat",,,
Apalagi semenjak ada kpk,,g da tuch yang berani macem",pd takut katanya,,,
Pokoknya ada satu kebanggaan sama Negara yang tercinta ini pada akhirnya kita punya suatu lembaga yg bisa mengusut korupsi di indonesia tanpa ada rasa takut,,,

ehhh...tiba" dapet kabar pa antasari jadi tersangka kasus pembunuhan Nasrudin, udah gitu pas tau alasannya,cuma gara" soal cemburu atau rebutan sama cewe,,,aduh",,,g banget deh,please deh mereka itu kan orang yang berpendidikan tinggi masa cuma gara" soal yang g penting yang kayak gitu harus melakukan hal yang amat sangat bodoh dan kyaknya g banget deh...
pas denger berita itu dari yang tertarik sama pa antasari jadi ilfeel deh sama beliau...dan gar" ni kasus segalanya jadi ribet..

sebenernya g terlalu mengikuti kisah sidang pa antasari coz banyak ketidak jelasan dan persidanganya bertele-tele...kebanyakn saksi"nya banyak yang males dateng bwt jd saksi,, sekalinya ada yg dateng kasih kesaksiaanya berbelit-belit ...yang parahnya saksi kunci'a g pernah dateng dengan alasan selalu sakit... pas dapet peringatan lagi untuk yang terakhir kalinya,,dateng juga...

eh,,,td pas nonton tv,,ternyata ada kabr yang mengejutkan... ternyata semua kasus pa antasari itu di rekayasa sama tim penyidik...wow!!!!!
ternyata orang yg disuruh untuk memalsukan data dari petinggi juga,,,aduh"!!!!
Aduh bapa kenapa baru buka mulut sekarang???kenap g dari dulu aja???mungkin dulu bapa berpikir dengan bkerja sama semu bisa selesai tapi kenyataannya g kan pa???malh tetep merugikan bapa...

Intinya dari pembicaraan tersebut,, ada kemungkinan pa antasari BEBAS...ia qt tunggu ajh kelanjutan kasusnya..semoga pa antasari d bebasin..dan KEADILAN di INDONESIA harus di perjuangkan!!!

Jumat, 06 November 2009

Sejarah Manajemen

pengertian manajemen dalam wikipedia adalah,,
Kata Manajemen berasal dari bahasa Prancis kuno ménagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur. Manajemen belum memiliki definisi yang mapan dan diterima secara universal. Mary Parker Follet, misalnya, mendefinisikan manajemen sebagai seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini berarti bahwa seorang manajer bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi. Ricky W. Griffin mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran (goals) secara efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal.
menurut q tanpa adanya sutau manajemen,,semua yang ingin Qta rencanakan g akan bisa tersusun rapi dan jelas dan bahkan sulit untuk bisa Qta wujudkan,,karena dengan adanya manajemen,,Qta bisa tau apa yg kita mau,,,
sebenarnya kata-kata manajemen sudah tidak asing lagi di telinga,,Qta, tp banyak dari Qta yang belum tau tentang sejarah adanya manajemen,,,
disini Aq pengen sedikit memberi ifo tentang sejarah manajemen,,mudah"n bermanfaat,,,
  • Sejarah manajemen
Banyak kesulitan yang terjadi dalam melacak sejarah manajemen. Namun diketahui bahwa ilmu manajemen telah ada sejak ribuan tahun yang lalu. Hal ini dibuktikan dengan adanya piramida di Mesir. Piramida tersebut dibangun oleh lebih dari 100.000 orang selama 20 tahun.[2] Piramida Giza tak akan berhasil dibangun jika tidak ada seseorang—tanpa mempedulikan apa sebutan untuk manajer ketika itu—yang merencanakan apa yang harus dilakukan, mengorganisir manusia serta bahan bakunya, memimpin dan mengarahkan para pekerja, dan menegakkan pengendalian tertentu guna menjamin bahwa segala sesuatunya dikerjakan sesuai rencana.

Piramida di Mesir. Pembangunan piramida ini tak mungkin terlaksana tanpa adanya seseorang yang merencanakan, mengorganisasikan dan menggerakan para pekerja, dan mengontrol pembangunannya.
Praktik-praktik manajemen lainnya dapat disaksikan selama tahun 1400-an di kota Venesia, Italia, yang ketika itu menjadi pusat perekonomian dan perdagangan di sana. Penduduk Venesia mengembangkan bentuk awal perusahaan bisnis dan melakukan banyak kegiatan yang lazim terjadi di organisasi modern saat ini. Sebagai contoh, di gudang senjata Venesia, kapal perang diluncurkan sepanjang kanal dan pada tiap-tiap perhentian, bahan baku dan tali layar ditambahkan ke kapal tersebut. Hal ini mirip dengan model lini perakitan (assembly line) yang dikembangkan oleh Hanry Ford untuk merakit mobil-mobilnya. Selain lini perakitan tersebut, orang Venesia memiliki sistem penyimpanan dan pergudangan untuk memantau isinya, manajemen sumber daya manusia untuk mengelola angkatan kerja, dan sistem akuntansi untuk melacak pendapatan dan biaya.[3]
Sebelum abad ke-20, terjadi dua peristiwa penting dalam ilmu manajemen. Peristiwa pertama terjadi pada tahun 1776, ketika Adam Smith menerbitkan sebuah doktrin ekonomi klasik, The Wealth of Nation. Dalam bukunya itu, ia mengemukakan keunggulan ekonomis yang akan diperoleh organisasi dari pembagian kerja (division of labor), yaitu perincian pekerjaan ke dalam tugas-tugas yang spesifik dan berulang. Dengan menggunakan industri pabrik peniti sebagai contoh, Smith mengatakan bahwa dengan sepuluh orang—masing-masing melakukan pekerjaan khusus—perusahaan peniti dapat menghasilkan kurang lebih 48.000 peniti dalam sehari. Akan tetapi, jika setiap orang bekerja sendiri menyelesaikan tiap-tiap bagian pekerjaan, sudah sangat hebat bila mereka mampu menghasilkan sepuluh peniti sehari. Smith menyimpulkan bahwa pembagian kerja dapat meningkatkan produktivitas dengan (1) meningkatnya keterampilan dan kecekatan tiap-tiap pekerja, (2) menghemat waktu yang terbuang dalam pergantian tugas, dan (3) menciptakan mesin dan penemuan lain yang dapat menghemat tenaga kerja.
Peristiwa penting kedua yang mempengaruhi perkembangan ilmu manajemen adalah Revolusi Industri di Inggris. Revolusi Industri menandai dimulainya penggunaan mesin, menggantikan tenaga manusia, yang berakibat pada pindahnya kegiatan produksi dari rumah-rumah menuju tempat khusus yang disebut pabrik. Perpindahan ini mengakibatkan manajer-manajer ketika itu membutuhkan teori yang dapat membantu mereka meramalkan permintaan, memastikan cukupnya persediaan bahan baku, memberikan tugas kepada bawahan, mengarahkan kegiatan sehari-hari, dan lain-lain, sehingga ilmu manajamen mulai dikembangkan oleh para ahli.
Di awal abad ke-20, seorang industriawan Perancis bernama Henry Fayol mengajukan gagasan lima fungsi utama manajemen: merancang, mengorganisasi, memerintah, mengoordinasi, dan mengendalikan. Gagasan Fayol itu kemudian mulai digunakan sebagai kerangka kerja buku ajar ilmu manajemen pada pertengahan tahun 1950, dan terus berlangsung hingga sekarang.
Sumbangan penting lainnya datang dari ahli sosilogi Jerman Max Weber. Weber menggambarkan suatu tipe ideal organisasi yang disebut sebagai birokrasi—bentuk organisasi yang dicirikan oleh pembagian kerja, hierarki yang didefinisikan dengan jelas, peraturan dan ketetapan yang rinci, dan sejumlah hubungan yang impersonal. Namun, Weber menyadari bahwa bentuk "birokrasi yang ideal" itu tidak ada dalam realita. Dia menggambarkan tipe organisasi tersebut dengan maksud menjadikannya sebagai landasan untuk berteori tentang bagaimana pekerjaan dapat dilakukan dalam kelompok besar. Teorinya tersebut menjadi contoh desain struktural bagi banyak organisasi besar sekarang ini.[4]
Perkembangan selanjutnya terjadi pada tahun 1940-an ketika Patrick Blackett melahirlkan ilmu riset operasi, yang merupakan kombinasi dari teori statistika dengan teori mikroekonomi. Riset operasi, sering dikenal dengan "Sains Manajemen", mencoba pendekatan sains untuk menyelesaikan masalah dalam manajemen, khususnya di bidang logistik dan operasi. Pada tahun 1946, Peter F. Drucker—sering disebut sebagai Bapak Ilmu Manajemen—menerbitkan salah satu buku paling awal tentang manajemen terapan: "Konsep Korporasi" (Concept of the Corporation). Buku ini muncul atas ide Alfred Sloan (chairman dari General Motors) yang menugaskan penelitian tentang organisasi.